SUMBARNET - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyatakan Indonesia membutuhkan sekitar 6,2 juta tenaga kerja langsung di sektor energi hingga 2030.
1. Ada 3 Proyek
Bahlil menjelaskan kebutuhan besar ini muncul dari tiga proyek utama pemerintah, yaitu pengembangan pembangkit listrik, energi baru dan terbarukan, serta pembangunan jaringan transmisi. Di samping itu juga dari hilirisasi energi dan peningkatan produksi migas.
"Saya jelaskan dari 3 proyek sampai 2030 untuk bidang listrik, energi baru-terbarukan kemudian membangun transmisi, totalnya sekitar 69,5 gigawatt. Kemudian hilirisasi dan kenaikan lifting, kita butuh tenaga kerja yang bisa mencapai 6,2 juta sampai 2030. Itu tenaga kerja langsungnya," ujarnya di Jakarta, Selasa (3/6/2025).
Bahlil menambahkan bahwa jika tenaga kerja tidak langsung turut dihitung, jumlah totalnya akan jauh lebih besar dari itu.
2. Lapangan Kerja Banyak Tersedia
Lebih jauh, ia menegaskan lapangan pekerjaan sebenarnya banyak tersedia, namun masyarakat juga harus mengevaluasi diri terkait kemampuannya.
"Jadi kalau ada yang mengatakan lapangan pekerjaan tidak ada, saya pikir harus kita menjadi introspeksi kolektif. Dan jangan kufur nikmat gitu. Tapi bagaimana kita mendekatkan kualitas diri kita untuk melakukan penyesuaian," ujar Bahlil.
3. Ajak Generasi Muda
Bahlil pun mengajak generasi muda, untuk mulai mempertimbangkan jurusan di bidang energi, jangan melulu jurusan sosial.
Dia menyatakan dunia kerja, terutama di sektor energi sekarang ini menuntut keahlian dan profesionalisme, tidak cukup hanya bermodalkan kemampuan berpidato atau menjadi aktivis seperti zaman dahulu.
"Kalau dulu cukup kita jadi aktivis, bisa pidato, bisa olah-olah dapat pekerjaan. Kalau sekarang nggak bisa. Dunia sudah berubah. Sudah harus profesional. Kalau generasi saya itu generasi olah-olah. Sekarang sudah nggak bisa," pungkasnya.
Sumber : okezone.com
0 Post a Comment:
Posting Komentar