SUMBARNET - Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM KM UGM) secara resmi menyatakan mosi tidak percaya terhadap Rektor UGM, Prof. Ova Emilia. Pernyataan itu disampaikan dalam aksi demonstrasi pada Jumat, 24 Mei 2025, di lingkungan kampus UGM, Yogyakarta.
Ketua BEM KM UGM, Tiyo Ardiyanto, menyebutkan bahwa mosi tidak percaya dilayangkan karena pihak rektorat dinilai gagal merepresentasikan semangat "Kampus Kerakyatan" yang selama ini menjadi identitas UGM. Menurutnya, rektor dianggap tidak berpihak kepada rakyat dalam menyikapi berbagai isu nasional.
"Kami merasa malu menyebut UGM sebagai Kampus Kerakyatan jika keberpihakan terhadap rakyat hanya jadi slogan. Kampus ini seharusnya berdiri di sisi rakyat, bukan kekuasaan," ujar Tiyo dalam orasinya.
Selain itu, BEM KM UGM juga menilai bahwa Rektor Ova Emilia enggan merespons tuntutan mahasiswa terkait situasi politik nasional. Mereka mendesak rektorat untuk menyatakan sikap terhadap pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan rakyat.
Mosi tidak percaya ini akan tetap berlaku hingga Rektor UGM mengambil tindakan yang dinilai sepadan, termasuk kemungkinan menyatakan mosi tidak percaya terhadap pemerintah atau menyampaikan kritik terbuka atas kebijakan yang merugikan masyarakat.
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Universitas Gadjah Mada, Andi Sandi, menyatakan bahwa kampus tetap menjaga independensi dan netralitas dalam ranah politik. Ia menegaskan bahwa pendekatan akademik akan tetap dikedepankan dalam merespons dinamika sosial dan politik.
"Mosi tidak percaya bukanlah mekanisme yang sesuai dalam konteks akademik. Kami menghormati kebebasan berpendapat, namun kampus juga punya tanggung jawab menjaga keseimbangan dan netralitas," ujar Andi dalam keterangannya kepada media.
Hingga saat ini, belum ada tanggapan langsung dari Rektor UGM atas pernyataan mosi tidak percaya tersebut.
Sumber : kompastv
0 Post a Comment:
Posting Komentar