SUMBARNET - Dr. Rismon Sianipar, peneliti yang kerap mengkaji dokumen-dokumen kontroversial terkait mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi), baru saja menjalani pemeriksaan intensif di Polda Metro Jaya. Dalam podcast Sentana bersama Michael Sinaga, ia mengungkapkan bahwa penyidik mengajukan 97 pertanyaan, mulai dari riwayat hidup hingga otoritasnya meneliti keaslian ijazah dan skripsi Jokowi.
"Pertanyaannya sangat mendetail, bahkan sampai menanyakan saudara kandung dan pekerjaan orang tua. Tapi yang paling disayangkan, mereka mempertanyakan hak saya meneliti dokumen Jokowi," ujar Dr. Rismon. Ia menegaskan bahwa penelitian ilmiah seharusnya independen tanpa intervensi kepolisian.
Penyidik juga mendalami analisis Dr. Rismon terkait lembar pengesahan skripsi Jokowi yang dianggap bermasalah. Menurutnya, Bareskrim Polri tidak teliti dalam memeriksa perbedaan tanda tangan di dokumen tersebut. "Seharusnya mereka fokus pada kejanggalan dokumen, bukan malah menyasar peneliti," tambahnya.
Janes Siahaan, pengacara yang hadir dalam podcast, mengkritik sikap Polri yang dianggap menakut-nakuti akademisi. "Jika begini terus, generasi muda akan takut menyuarakan kebenaran," tegasnya. Ia mendesak Komisi III DPR dan Presiden Prabowo Subianto turun tangan memediasi polemik ini secara transparan.
Survei yang dilakukan oleh sejumlah media, termasuk Sentana TV, menunjukkan lebih dari 90% publik tidak percaya dengan hasil uji Bareskrim. Dr. Rismon berharap kasus ini menjadi momentum untuk memperjuangkan kebebasan akademik di Indonesia.
"Saya sedih melihat negara kita. Kajian ilmiah seharusnya diperdebatkan secara ilmiah, bukan berakhir di meja hukum," pungkasnya.
Sumber : Update Nusantara
0 Post a Comment:
Posting Komentar