Kongres PSI Rasa Jokowi: Adi Prayitno Nilai Dukungan Jokowi Tak Sekadar Gestur Politik



SUMBARNET - Dukungan terbuka Joko Widodo terhadap Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Kongres Nasional PSI 2025 menjadi sorotan publik. Dalam forum itu, Presiden Ketujuh RI tersebut menyatakan akan “mendukung penuh dan bekerja keras untuk PSI,” pernyataan yang langsung disambut sebagai sinyal politik besar oleh pengamat politik Adi Prayitno.


“Per hari ini tak ada lagi perdebatan, bahwa Jokowi itu adalah PSI dan PSI adalah Jokowi,” ujar Adi Prayitno, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, dalam wawancara bersama Kompas TV, Sabtu (19/7/2025).


Menurut Adi, dukungan Jokowi terhadap PSI tidak hanya tampak dalam pernyataan verbal, tetapi juga tergambar dari simbol dan strategi politik yang dilakukannya dalam beberapa bulan terakhir. Ia bahkan menyebut bahwa Jokowi kini berperan sebagai mentor utama dan konsultan politik PSI meski tanpa jabatan struktural resmi.


“Itu lebih dari sekadar kartu anggota. Bahkan logo PSI yang baru pun disebut-sebut merupakan hasil pemikiran Jokowi. Semua ini mengonfirmasi, Jokowi bukan sekadar mendukung, tapi sudah mengorkestrasi PSI,” jelas Adi.


Lebih lanjut, Adi menyebut bahwa kehadiran Jokowi di PSI merupakan bentuk hubungan politik saling menguntungkan. PSI dinilai sebagai kendaraan politik baru bagi Jokowi setelah berakhirnya hubungan politiknya dengan PDI Perjuangan.


“Setelah Jokowi dan PDIP putus politik, tidak ada partai lain yang mengakuisisi Jokowi, kecuali PSI. Dan PSI tahu benar cara mengkapitalisasi figur Jokowi untuk menyusun kekuatan ke depan,” tambahnya.


Adi juga mengungkap bahwa peran Jokowi dalam PSI sangat besar, bahkan disebut sebagai kiblat politik partai tersebut. Ia memprediksi loyalis-loyalis Jokowi dan para relawan akan berbondong-bondong bergabung dengan PSI menjelang Pemilu 2029.


Mengenai sikap Jokowi yang tidak mengambil posisi resmi seperti Dewan Pembina atau anggota partai, Adi menilai hal itu sebagai bentuk melampaui struktur kepartaian konvensional.


“Bagi Jokowi, sudah tak penting menjadi struktur partai. Ia sudah bisa mengorkestrasi PSI tanpa itu. Ini bukan soal posisi, tapi pengaruh,” tegasnya.


Sebagai partai yang mengusung konsep "super terbuka", PSI disebut Jokowi tidak dimiliki elite maupun keluarga politik tertentu. Hal ini dinilai sebagai sindiran terhadap model kepartaian lama yang oligarkis.


Adi menutup analisanya dengan menyatakan bahwa masa depan PSI kini sangat bergantung pada konsistensi kerja politik dan pengaruh elektoral Jokowi di akar rumput.


“Kongres PSI ini rasa Jokowi. Tapi ujungnya tetap ditentukan oleh kerja politik nyata para caleg dan struktur partai,” pungkasnya.


Sumber: Kompas TV

0 Post a Comment:

Posting Komentar

Selamat datang di Website www.sumbarnet.id, Terima kasih telah berkunjung.. tertanda, Pemred: Firma Ragnius